Tag: keju datshi

Cita Rasa Pegunungan Himalaya: Menyelami Makanan Khas dari Bhutan

Makanan Khas dari Bhutan

Bhutan, negara kecil yang terletak di kawasan Pegunungan Himalaya, terkenal dengan filosofi kebahagiaan nasional dan keindahan alamnya yang masih murni. Namun, selain budaya dan lanskapnya yang memikat, Bhutan juga menyimpan kekayaan kuliner yang unik dan menggugah selera. Makanan khas dari Bhutan mencerminkan cara hidup masyarakatnya yang sederhana, erat dengan hasil bumi lokal, dan tak lepas dari cita rasa pedas. Dalam artikel ini, kita akan menyelami aneka makanan khas Bhutan yang menjadi identitas rasa dari negeri di atas awan ini.

Makanan Khas dari Bhutan – Emadatshi: Hidangan Nasional Bhutan

Tak bisa membicarakan kuliner Bhutan tanpa menyebut Emadatshi, hidangan nasional yang sangat populer di seluruh negeri. Nama Emadatshi berasal dari dua kata: “Ema” yang berarti cabai, dan “Datshi” yang berarti keju. Sesuai namanya, Emadatshi adalah campuran cabai hijau atau merah yang dimasak dengan keju lokal yang disebut datshi, dan kadang-kadang ditambahkan bawang bombai atau tomat.

Keunikan Emadatshi terletak pada dominasi rasa pedasnya. Di Bhutan, cabai bukan dianggap sebagai bumbu, melainkan sebagai sayuran utama. Oleh karena itu, hampir semua rumah tangga memiliki stok cabai kering atau segar dalam jumlah banyak. Hidangan ini disantap bersama nasi merah khas Bhutan, yang menjadi makanan pokok di sana.

Makanan Khas dari Bhutan – Kewa Datshi: Kentang Keju yang Lezat

Bagi mereka yang tidak terlalu tahan pedas, Kewa Datshi adalah alternatif yang lebih ramah. Kewa berarti kentang, dan hidangan ini dibuat dengan merebus irisan kentang bersama keju dan mentega. Terkadang ditambahkan sedikit cabai untuk memperkaya rasa, namun tidak sepedas Emadatshi.

Kewa Datshi juga sering dijadikan lauk sehari-hari di rumah tangga Bhutan. Sifatnya yang mengenyangkan dan mudah dibuat menjadikannya makanan favorit yang cocok dinikmati dalam suasana santai.

Makanan Khas dari Bhutan – Shamu Datshi: Keju dan Jamur dalam Satu Piring

Selain cabai dan kentang, datshi atau keju juga dikombinasikan dengan jamur dalam hidangan bernama Shamu Datshi. Jamur liar yang tumbuh di pegunungan Bhutan menjadi bahan utama yang ditumis dengan keju, mentega, dan sedikit bawang. Rasa gurih dari jamur dan keju berpadu menghasilkan sajian yang kaya rasa dan tekstur.

Shamu Datshi adalah contoh bagaimana masyarakat Bhutan memanfaatkan hasil alam secara maksimal. Jamur-makanan hutan ini juga dijual di pasar tradisional dan sering dikeringkan untuk persediaan musim dingin.

Makanan Khas dari Bhutan – Phaksha Paa: Daging Babi Pedas Khas Bhutan

Bhutan bukan hanya surga bagi para vegetarian. Bagi penikmat daging, Phaksha Paa adalah sajian yang menggoda. Phaksha berarti daging babi, dan paa adalah metode memasak dengan cara ditumis atau direbus dengan berbagai rempah. Phaksha Paa dibuat dengan irisan daging babi yang dimasak bersama cabai merah kering, lobak, dan jahe.

Hidangan ini kaya rasa dan biasa disajikan pada acara-acara khusus seperti festival atau perayaan keluarga. Dagingnya yang empuk dan pedas membuatnya sangat cocok disantap bersama nasi merah Bhutan atau roti lokal seperti khule (roti gandum panggang).

Jasha Maru: Sup Ayam Bhutan

Untuk hidangan yang lebih ringan namun tetap kaya rasa, ada Jasha Maru, yakni sup ayam khas Bhutan. Potongan ayam dimasak bersama jahe, bawang putih, tomat, dan cabai, menciptakan sup yang pedas namun menyehatkan. Teksturnya tidak terlalu kental, sehingga cocok disantap dalam udara dingin khas dataran tinggi Bhutan.

Jasha Maru menjadi pilihan yang disukai turis karena lebih familiar namun tetap mencerminkan cita rasa Bhutan yang khas.

Red Rice: Nasi Merah Pegunungan

Masyarakat Bhutan mengonsumsi nasi merah sebagai makanan pokok. Jenis padi ini tumbuh di lembah tinggi seperti Punakha dan Paro, dan dikenal memiliki tekstur agak lengket serta rasa yang sedikit kacang-kacangan. Nasi merah Bhutan memiliki kandungan serat tinggi dan lebih bergizi dibanding nasi putih biasa.

Karena warna dan teksturnya yang khas, nasi merah sangat cocok dikombinasikan dengan berbagai lauk khas Bhutan seperti Emadatshi, Phaksha Paa, dan Jasha Maru.

Khur-le dan Puta: Roti dan Mi Khas Bhutan

Dalam sarapan tradisional Bhutan, kita akan menemukan Khur-le, sejenis roti pipih yang dibuat dari tepung gandum atau jagung dan dipanggang di atas wajan. Roti ini biasanya disantap dengan mentega, selai lokal, atau sebagai pendamping hidangan berbumbu.

Sementara itu, Puta adalah mie gandum khas daerah Bumthang yang disajikan dengan sayuran atau daging. Biasanya mie ini ditumis dengan bumbu lokal, memberikan rasa yang unik dan sedikit pedas.

Goen Hogay: Salad Timun Pedas

Untuk makanan ringan yang menyegarkan, Bhutan memiliki Goen Hogay, yaitu salad timun dengan cabai hijau, daun ketumbar, bawang putih, dan keju datshi. Salad ini menawarkan keseimbangan rasa pedas dan segar, sering disajikan sebagai pelengkap dalam jamuan tradisional.

Goen Hogay juga menunjukkan kreativitas masyarakat Bhutan dalam menyajikan hidangan sederhana menjadi sesuatu yang menggoda selera.

Minuman Tradisional: Suja dan Ara

Tak lengkap membahas makanan tanpa minuman khas. Suja adalah teh mentega Bhutan yang sangat terkenal. Terbuat dari teh hitam yang direbus dengan mentega yak dan garam, suja memiliki rasa gurih yang unik dan biasanya disajikan dalam upacara atau menyambut tamu.

Sementara itu, Ara adalah minuman fermentasi yang dibuat dari beras, jagung, atau gandum. Ara memiliki kadar alkohol yang ringan hingga sedang dan biasanya dikonsumsi dalam suasana perayaan atau musim dingin.

Filosofi di Balik Makanan Bhutan

Yang menarik dari kuliner Bhutan bukan hanya rasa atau teknik memasaknya, tetapi juga filosofi di balik setiap hidangan. Masyarakat Bhutan sangat menghargai alam dan memperlakukan makanan dengan rasa syukur. Karena mayoritas penduduk memeluk agama Buddha, banyak yang menghindari pembunuhan hewan untuk konsumsi, sehingga makanan vegetarian sangat umum.

Penggunaan bahan-bahan lokal yang segar, bumbu yang sederhana namun kuat, dan cara penyajian yang hangat mencerminkan gaya hidup Bhutan yang mengedepankan keseimbangan dan kebahagiaan.


Kesimpulan

Kuliner Bhutan adalah cerminan dari jati diri masyarakatnya: sederhana, alami, dan sarat rasa. Dari Emadatshi yang membakar lidah hingga suja yang menghangatkan tubuh, setiap hidangan membawa cerita tentang tradisi, geografi, dan filosofi hidup Bhutan. Bagi pecinta wisata kuliner, menjelajahi makanan khas Bhutan bukan hanya soal mengejar rasa, tetapi juga tentang memahami kebudayaan yang unik dari negeri kecil di atap dunia ini.