Tag: bangunan bersejarah Palembang

Menelusuri Jejak Sejarah: Bangunan Bersejarah di Palembang

Bangunan Bersejarah di Palembang

Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang menyimpan warisan budaya dan sejarah yang kaya. Sebagai bekas pusat Kerajaan Sriwijaya yang pernah berjaya pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi, Palembang memiliki banyak bangunan bersejarah yang mencerminkan kejayaan masa lalu dan pengaruh budaya dari berbagai zaman. Artikel ini akan mengulas beberapa bangunan bersejarah paling terkenal dan bernilai tinggi di Palembang.

1. Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak (BKB) adalah salah satu ikon sejarah Palembang. Dibangun pada akhir abad ke-18 oleh Kesultanan Palembang Darussalam, benteng ini awalnya berfungsi sebagai pusat pemerintahan sekaligus pertahanan dari serangan Belanda. Uniknya, berbeda dari banyak benteng peninggalan kolonial di Indonesia yang dibangun oleh penjajah, BKB justru dibangun oleh bangsa sendiri.

Struktur benteng ini berdinding tebal dan menghadap langsung ke Sungai Musi, yang saat itu menjadi jalur perdagangan utama. Meski saat ini BKB tidak dibuka untuk umum karena digunakan oleh Kodam II/Sriwijaya, pengunjung tetap bisa menikmati keindahan arsitekturnya dari luar dan bersantai di kawasan plaza di sekitarnya, terutama saat sore hari.

2. Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I

Masjid ini adalah simbol penting keberadaan Islam di Palembang. Dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, masjid ini mengalami beberapa kali renovasi, namun tetap mempertahankan gaya arsitektur aslinya yang memadukan unsur Melayu, Tiongkok, dan Eropa.

Menara masjid yang menjulang tinggi, kubah besar, dan atap limasnya menjadi ciri khas bangunan ini. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi destinasi wisata religi dan sejarah yang ramai dikunjungi, terutama saat bulan Ramadan dan Idul Fitri.

3. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Terletak tidak jauh dari Benteng Kuto Besak. Museum ini dulunya merupakan bekas istana Kesultanan Palembang yang sempat dihancurkan oleh Belanda, lalu dibangun kembali dengan gaya kolonial Belanda pada tahun 1823. Kini, bangunan tersebut digunakan sebagai museum yang menyimpan berbagai koleksi sejarah, arkeologi, dan budaya Sumatera Selatan.

Pengunjung dapat melihat peninggalan-peninggalan Kesultanan Palembang, artefak dari masa Sriwijaya, pakaian adat, hingga senjata tradisional. Lokasi museum yang strategis di tepi Sungai Musi menjadikannya salah satu tempat wisata sejarah yang mudah diakses.

4. Pulau Kemaro

Meskipun bukan bangunan tunggal, Pulau Kemaro adalah kawasan bersejarah yang tak terpisahkan dari narasi sejarah Palembang. Pulau kecil di tengah Sungai Musi ini memiliki klenteng Hok Tjing Rio yang sudah berdiri sejak awal abad ke-20, dan menjadi simbol akulturasi budaya Tionghoa di Palembang.

Legenda cinta antara Tan Bun An dan Siti Fatimah yang berakhir tragis juga menambah nilai historis pulau ini. Banyak wisatawan datang ke sini untuk melihat pagoda sembilan lantai, makam leluhur Tionghoa, serta menikmati suasana tenang di tengah sungai.

5. Jembatan Ampera

Meski tergolong lebih modern dibandingkan bangunan lain, Jembatan Ampera tetap menjadi simbol sejarah Palembang. Dibangun pada era Presiden Soekarno dan diresmikan pada tahun 1965, jembatan ini menghubungkan dua wilayah utama Palembang yang dipisahkan oleh Sungai Musi: Seberang Ulu dan Seberang Ilir.

Awalnya, jembatan ini bisa terangkat untuk dilalui kapal besar, meskipun kini fungsi tersebut sudah tidak aktif. Jembatan Ampera tetap menjadi saksi bisu perkembangan kota dari masa ke masa dan menjadi latar utama banyak foto wisatawan.


Kesimpulan

Bangunan-bangunan bersejarah di Palembang bukan hanya menjadi saksi bisu masa lalu. Tetapi juga menjadi identitas budaya dan daya tarik wisata yang kuat. Dengan mengunjungi tempat-tempat ini, kita bisa mengenal lebih dekat warisan Sriwijaya, kejayaan Kesultanan Palembang, serta pengaruh budaya luar yang berpadu harmonis dalam sejarah kota ini. Palembang bukan hanya kota pempek, tapi juga kota sejarah yang layak dieksplorasi lebih dalam.